Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan
sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan
kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang
sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata –
kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata
tertentu yang sengaja dipilih dan
digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah
dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata.
Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa
hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang
‘diamanatkan’
kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki
masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya
itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk
memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan
lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan
kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan
kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh
pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Beberapa fungsi diksi secara umum adalah sebagai berikut:
1. melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal,
2. membentuk gaya
ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca,
3. menciptakan
komunikasi yang baik dan benar,
4. menciptakan
suasana yang tepat,
5. mencegah
perbedaan penafsiran,
6. mencegah salah
pemahaman, dan
7. mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
Manfaat Pilihan Kata Yang Tepat dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan
konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam
ejaannya.
Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri dan juga kata
yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat.
Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Pengertian diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita
memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu
unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia
tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan
suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu
ketepatan kepada kita tentang pemakaian kat-kata. Dalam hal ini, makna kata
yang tepatlah yang diperlukan.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan
tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu,
pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan
kata-kata itu.
v Syarat- Syarat
Memilih Kata Yang Tepat
Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Syarat-syarat kata yang tepat :
1. membedakan
makna denotasi dan konotasi dengan cermat,
2. membedakan
secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,
3. membedakan
makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,
4. tidak
menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang
tepat dalam kamus,
5. menggunakan
imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat,
6. menggunakan
kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
7. menggunakan
kata umum dan kata khusus secara cermat,
8. menggunakan
kata yang berubah makna dengan cermat,
9. menggunakan
dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomografi,
10. menggunakan kata
abstrak dan kata konkret secara cermat.
Hal yang utama mengenai diksi adalah
1.Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana
yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang
tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
2.Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kekompok masyarakat pendengar.
3.Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu.
Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah
keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
KESESUAIAN DIKSI
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal
kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang
masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang
atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara
ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan
pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang
kita masuki.
A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard
dalam situasi yang formal.
2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus
saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan
kata-kata popular.
3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari
pemakaian kata-kata slang
5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam
bagian-bagian di bawah ini
1. Bahasa Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi
sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki
status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi
pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru,
penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak
memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk
pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga
oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar
juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar.
Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan
umum.
2.Kata Ilmiah dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi
seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah
kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer.
Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari
kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang
terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan kata-kata
populer.
Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi,
dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi
3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang
dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu
semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa,
dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam
suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia,
atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka
tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab
itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.
4.Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam
percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini
disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar,
tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari
pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian
kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar
5.Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara
khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata
slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja.
Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada
golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat.
6.Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari
kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya
tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang
membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan
dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir
bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan
selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan
hati, dan senagainya.
7.Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun
secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat
diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran
sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit
bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan
yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai
terang.